Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tuberculosis Menggunakan Metode Forward Chaining dan Backward Chaining

  • Feni Khatijah STMIK Bina Nusantara Jaya
  • Alfiarini STMIK Bina Nusantara Jaya
  • Ahmadi STMIK Bina Nusantara Jaya
Keywords: Sistem Pakar, Diagnosa TBC, Forward Chaining, Backward Chaining

Abstract

Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang pesat, termasuk dalam bidang medis. Salah satu penerapan teknologi terkini adalah sistem pakar, yang dirancang untuk meniru kemampuan pengambilan keputusan seorang ahli. Penelitian ini bertujuan mengembangkan sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit Tuberculosis (TBC) secara dini, dengan memanfaatkan metode Forward Chaining dan Backward Chaining. Penyakit TBC masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena gejalanya sering tidak dikenali pada tahap awal. Di Puskesmas Sidorejo, kasus keterlambatan diagnosis TBC sering terjadi akibat kurangnya kesadaran masyarakat terhadap gejala awal. Sistem pakar yang dikembangkan dapat membantu masyarakat mengidentifikasi gejala awal TBC sebelum memutuskan untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Metode Forward Chaining digunakan untuk menyimpulkan penyakit berdasarkan gejala yang dimasukkan, sedangkan Backward Chaining menelusuri gejala untuk menguji kemungkinan penyakit yang telah ditentukan. Hasil dari sistem ini diharapkan dapat memberikan analisis awal yang cepat, akurat, dan mendorong masyarakat untuk segera mengambil tindakan medis.

References

[1] Y. Y. Ginting, Z. Panjaitan, and W. Riansah, “Implementasi Dempster Shafer Pada Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Helminthiasis Pada Hewan Kucing,” vol. 2, no. November, pp. 1019–1030, 2023.
[2] A. Wijayanti, F. N. Arifah, D. E. Putri, M. D. Satriyanto, and S. Sallu, “Sistem Pakar Dalam Mendiagnosa Penyakit Tubercolosis dengan mengimplementasikan Metode Case Based Reasoning,” J. Comput. Syst. Informatics, vol. 4, no. 3, pp. 570–577, 2023, doi: 10.47065/josyc.v4i3.3409.
[3] I. R. Yansyah and S. Sumijan, “Sistem Pakar Metode Forward Chaining untuk Mengukur Keparahan Penyakit Gigi dan Mulut,” J. Sistim Inf. dan Teknol., vol. 3, pp. 41–47, 2021, doi: 10.37034/jsisfotek.v3i2.42.
[4] T. T. Thoriq, N. Novianda, and R. Akram, “Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kulit Menggunakan Metode Forward dan Backward Chaining,” J. Eksplora Inform., vol. 11, no. 2, pp. 130–139, 2023, doi: 10.30864/eksplora.v11i2.883.
[5] S. D. Pralambang and S. Setiawan, “Faktor Risiko Kejadian Tuberkulosis di Indonesia,” J. Biostat. Kependudukan, dan Inform. Kesehat., vol. 2, no. 1, p. 60, 2021, doi: 10.51181/bikfokes.v2i1.4660.
[6] N. Hasina, Siti, A. Rahmawati, I. Faizah, Y. Sari, Ratna, and R. Rohmawati, “Jurnal Ilmiah Permas : Jurnal Ilmiah STIKES Kendal,” vol. 13, no. April, pp. 453–462, 2023.
[7] L. A. Hidayat, F. Sommeng, R. Putri, I. Abdullah, and E. Pandu, “Pengaruh Kebiasaan Merokok dengan Kejadian Tuberkulosis Ekstra Paru Pada Pasien Tuberkulosis Di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Tahun 2021-2023,” vol. 3, pp. 7220–7230, 2023.
[8] A. T. Ampow, J. F. J. Timban, and A. G. E. Y. Rondo, “Gambaran Foto Toraks Pasien Tuberkulosis Paru dengan Efusi Pleura di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Periode Januari – Juni 2022,” Med. Scope J., vol. 5, no. 1, pp. 57–63, 2023, doi: 10.35790/msj.v5i1.45128.
[9] Jamaluddin Madolangan, Tata Laksana TBC Ekstra Paru Dan Studi Kasus. Guepedia, 2024. [Online]. Available: https://www.google.co.id/books/edition/Tata_Laksana_TBC_Ekstra_Paru_Dan_Studi_K/4QBREQAAQBAJ?hl=id&gbpv=0
[10] Agus Supinganto, Health Belief Model (HBM) dan Aplikasinya dalam Pencegahan Tuberkulosis (TB) di Komunitas dan Keluarga. Indonesia: Asadel Liamsindo Teknologi, 2024. [Online]. Available: https://www.google.co.id/books/edition/Pencegahan_Tuberkulosis_Integrasi_Konsep/3ysUEQAAQBAJ?hl=id&gbpv=0
[11] S. Deviano, T. Djuwantono, E. D. Achmad, and D. Tjahyadi, “Diskrepansi Diagnosis Preoperatif dan Hasil Patologi Anatomi Postoperatif Serta Gangguan Pola Haid Pada Tuberkulosis Genital,” Indones. J. Obstet. Gynecol. Sci., vol. 5, no. 1, pp. 110–114, 2022, doi: 10.24198/obgynia/v5n1.346.
[12] N. Cendranita and S. Nurhikmah, “Suara Serak dan Nyeri Menelan Sebagai Manifestasi Klinis Laringitis Tuberkulosis Sekunder: Case Report,” JIIP - J. Ilm. Ilmu Pendidik., vol. 7, no. 1, pp. 206–209, 2024, doi: 10.54371/jiip.v7i1.3206.
[13] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, “Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis,” Jakarta, 2020, p. 155.
[14] Fadlan Isa Damanik and Said Iskandar Al-Idrus, “Diagnosa Autisme Pada Anak Dengan Sistem Pakar Menggunakan Metode Forward Chaining,” J. Student Res., vol. 1, no. 2, pp. 448–460, 2023, doi: 10.55606/jsr.v1i2.1063.
[15] I. J. Hartantiko, R. K. Niswatin, and A. B. Setiawan, “Identifikasi Gejala Dan Penyakit Pada Tanaman Anggur Dengan Metode Forward Chaining Dan Backward Chaining,” vol. 06, no. 02, pp. 152–160, 2023.
[16] L. Lince, “Implementasi Kurikulum Merdeka untuk Meningkatkan Motivasi Belajar pada Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan,” Pros. Semin. Nas. Fak. Tarb. dan Ilmu Kegur. IAIM Sinjai, vol. 1, no. 1, pp. 38–49, 2022, doi: 10.47435/sentikjar.v1i0.829.
[17] P. Hasibuan, R. Azmi, D. B. Arjuna, and S. U. Rahayu, “Analisis Pengukuran Temperatur Udara Dengan Metode Observasi Analysis of Air Temperature Measurements Using the Observational Method,” ABDIMASJurnal Garuda Pengabdi. Kpd. Masy., vol. 1, no. 1, pp. 8–15, 2023, [Online]. Available: http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/
[18] D. Julya and I. R. D. Nur, “Studi Literatur Mengenai Kecemasan Matematis Terhadap Pembelajaran Matematika,” Didact. Math., vol. 4, no. 1, pp. 181–190, 2022, doi: 10.31949/dm.v4i1.2006.
[19] N. Musthofa and M. A. Adiguna, “Perancangan Aplikasi E-Commerce Spare-Part Komputer Berbasis Web Menggunakan CodeIgniter Pada Dhamar Putra Computer Kota Tangerang,” OKTAL J. Ilmu Komput. dan Sains, vol. 1, no. 03, pp. 199–207, 2022.
Published
2025-09-03